Tukang WC Kota Tarakan Telp. 085299200251

Sedot WC/Tinja Kota Tarakan Call : 085 299 200 251

Bagi Anda yang punya masalah dengan WC Mampet, Septic Tank penuh atau Mampetnya saluran wastafel, pembuangan kamar mandi, dan saluran air kotor di rumah, pabrik, toko, gudang ataupun perkantoran anda ?

Segera hubungi kami. Sedot WC { SOLUSI BERSIH TARAKAN} di 085 299 200 251

EXSPRES , TANPA HARUS ANTRI , LANGSUNG KERJA

MENGERJAKAN DALAM DAN LUAR KOTA TARAKAN

Kami siap melayani anda.dalam 7 hari seminggu dengan pelayanan Mudah, Cepat dan Murah.

Sedot WC Tarakan Mampet 24 jam yang dikelola SOLUSI BERSIH TARAKAN adalah perusahaan Spesialis Penyedia Layanan Sedot WC (Penyedotan Septic Tank) yang murah,bergaransi dan tim kami siap memberikan layanan seputar WC antara lain:

1. Melaksanakan Penyedotan WC (septictank) Penuh dengan rapi.

2. Memberikan layanan pembuatan septictank baru jika diminta.

3. Memberikan pembuatan resapan septictank untuk menampung limbah Anda.

3. Siap mengatasi segala problem yang berkaitan dengan wc mampet/penuh dan saluran mampet.

Secara umum Sedot WC Tarakan dari “Tarakan Solusi Bersih” melayani panggilan dan siap menangani WILAYAH OPERASIONAL ;

SEDOT WC Tarakan MAMPET

HUBUNGI KAMI DI 085 299 200 251

Kami juga menyediakan jasa melancarkan saluran mampet, tanpa bongkar, tanpa bahan kimia. Dijamin bagus dan normal seperti biasa. Menggunakan peralatan khusus dengan tenaga profesional dan sudah berpengalaman dibidangnya.

Cukup 15 menit pekerjaan beres, tergantung tingkat kesulitannya.

Layanan Lainnya:

• Jasa Perbaikan Saluran Mampet
• Sedot WC di Kota Pontianak
• Sedot WC Kota Balikpapan

HASIL MEMUASKAN

Yang dikerjakan:

WC tersumbat/buntu

Cucian Piring

Talang Mampet

Bak Kontrol

Got/Hong

Kota Tarakan dalam Peta

Tentang Kota Tarakan 

Kota Tarakan ialah satu kota di Kalimantan Utara, Indonesia dan adalah kota paling besar di Kalimantan Utara, sekaligus juga kota paling kaya ke-17 di Indonesia. Kota ini mempunyai luas lokasi 250,80 km² serta sama dengan data Tubuh Kependudukan Catatan Sipil serta Keluarga Merencanakan, Kota Tarakan berpenduduk sekitar 239.787 jiwa. Tarakan atau dikenal juga menjadi Bumi Paguntaka, ada pada suatu pulau kecil. Semboyan dari kota Tarakan ialah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat serta Sejahtera).


Histori 
Tarakan menurut narasi rakyat datang dari bahasa tidung “Tarak” (berjumpa) serta “Ngakan” (makan) yang dengan harfiah bisa disimpulkan “Tempat beberapa nelayan untuk istirahat makan, berjumpa dan lakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lainnya. Diluar itu Tarakan ikut adalah tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap serta Malinau.

Masa Kerajaan Tidung 
Kerajaan Tidung atau diketahui juga dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) ialah kerajaan yang menyuruh Suku Tidung di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di Pulau Tarakan serta selesai di Salimbatu. Awal mulanya ada dua kerajaan di lokasi ini, tidak hanya Kerajaan Tidung, ada juga Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasar pada silsilah (Genealogy) yang ada jika dipesisir timur Pulau Tarakan yakni di lokasi Dusun Binalatung telah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kurang lebih pada tahun 1076-1156, lalu beralih ke pesisir selatan Pulau Tarakan di lokasi Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lantas berubah lagi ke lokasi barat yakni ke lokasi Sungai Bagian kurang lebih pada tahun 1216-1394, sesudah itu beralih lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping sisi barat serta lokasi Tanah Kuning, seputar tahun 1394-1557, di bawah dampak Kesultanan Sulu.

Dari riwayat-riwayat yang ada dikalangan suku Tidung mengenai kerajaan yang sempat ada serta bisa disebutkan yang sangat tua diantara kisah yang lain yakni dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang paling akhir bernama Benayuk. Berakhirnya jaman Kerajaan Menjelutung sebab ditimpa musibah berbentuk hujan ribut serta angin topan yang begitu dahsyat hingga menyebabkan perkampungan disana roboh serta terbenam ke air (sungai) tersebut masyarakatnya. Momen itu dikalangan suku Tidung dimaksud Gasab yang lalu memunculkan beberapa mitos mengenai Benayuk dari Menjelutung.

Dari beberapa sumber didapat kisah mengenai waktu pemerintahan Benayuk yang berjalan seputar 35 musim. Perhitungan musim itu ialah berdasar pada hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim ada 12 purnama. Dari itu jadi hitungan musim bisa disamakan kurang lebih dengan tahun Hijriah. Jika dirangkaikan dengan kisah mengenai beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang bisa didapati lama waktu pemerintahan serta keterkaitannya dengan Benayuk, jadi diprediksikan tragedi di Menjelutung itu berlangsung pada sekitaran awal era XI. Kelompok-kelompok Suku Tidung pada jaman Kerajaan Menjelutung tidaklah seperti apakah yang ada saat ini, seperti didapati jika dikalangan Suku Tidung yang berada di Kalimantan Timur serta Utara saat ini ada 4 (empat) grup dialek bahasa Tidung, yakni :

Dialek ulas Tidung Malinau
Dialek bahasa Tidung Sembakung.
Dialek ulas Tidung Sesayap.
Dialek ulas Tidung Tarakan yang biasa juga dimaksud Tidung Tengara yang umumnya menetap di daerah air asin.
Dari terdapatnya beberapa dialek Bahasa Tidung yang disebut grup komune tersebut lingkungan sosial budayanya semasing, jadi pastilah dari kelompok-kelompok disebut mempunyai pemimpin semasing. Seperti diriwayatkan lalu jika sesudah Kerajaan Benayuk di Menjelutung roboh jadi anak keturunan bersama masyarakat yang selamat beralih serta menebar lalu bangun pemukiman baru. Salah seseorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam sebagai pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang disebut cikal akan dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung serta Lumbis.

Berikut raja-raja yang sempat pimpin Kerajaan Tidung : 

Benayuk dari sungai Sesayap, Menjelutung (Waktu Pemerintahan ± 35 Musim)
Yamus (Si Amus) (Waktu Pemerintahan ± 44 Musim)
Ibugang (Aki Bugang)
Itara (Kurang lebih 29 Musim)
Ikurung (Kurang lebih 25 Musim)
Ikarang (Kurang lebih 35 Musim), di Tanjung Batu (Tarakan).
Karangan (Kurang lebih Musim)
Ibidang (Kurang lebih Musim)
Bengawan (Kurang lebih 44 Musim)
Itambu (Kurang lebih 20 Musim)
Aji Beruwing Sakti (Kurang lebih 30 Musim)
Aji Surya Sakti (Kurang lebih 30 Musim)
Aji Pengiran Kungun (Kurang lebih 25 Musim)
Pengiran Tempuad (Kurang lebih 34 Musim)
Aji Iram Sakti (Kurang lebih 25 Musim) di Pimping, Bulungan
Aji Baran Sakti (Kurang lebih 20 Musim).
Datoe Mancang (Kurang lebih 49 Musim)
Abang Lemanak (Kurang lebih 20 Musim), di Baratan, Bulungan
Ikenawai bergelar Ratu Ulam Sari (Kurang lebih 15 Musim)
Masa Dinasti Tengara
Dinasti Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama-tama di pimpin oleh Amiril Rasyd Titel Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi serta selesai saat di pimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berada di lokasi Pamusian, Tarakan Tengah

Berikut raja-raja yang sempat berkuasa pada saat Dinasti Tengara: 

Amiril Rasyd Titel Datoe Radja Laoet (1557-1571)
Amiril Pengiran Dipati I (1571-1613)
Amiril Pengiran Singa Laoet (1613-1650)
Amiril Pengiran Maharajalila I (1650-1695)
Amiril Pengiran Maharajalila II (1695-1731)
Amiril Pengiran Dipati II (1731-1765)
Amiril Pengiran Maharajadinda (1765-1782)
Amiril Pengiran Maharajalila III (1782-1817)
Amiril Tadjoeddin (1817-1844)
Amiril Pengiran Djamaloel Kiram (1844-1867)
Ratoe Intan Doera/Datoe Maoelana (1867-1896), Datoe Jaring titel Datoe Maoelana ialah putera Sultan Bulungan Muhammad Kaharuddin (II)
Datoe Adil (1896-1916)
Masa Hindia Belanda
Ketenangan penduduk ditempat cukup terganggu saat pada tahun 1896, satu perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) temukan terdapatnya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja dihadirkan terpenting dari pulau jawa bersamaan dengan meningkatnya pekerjaan pengeboran. Mengingat manfaat serta perubahan lokasi ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda terasa butuh untuk tempatkan seseorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) lokasi, yaitu: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan serta Berau. Akan tetapi pada saat saat kemerdekaan, Pemerintah RI terasa butuh untuk merubah status kewedanan Tarakan jadi Kecamatan Tarakan sama dengan Keppress RI No. 22 Tahun 1963.

Masa Pendudukan Jepang 
Saat pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan sejumlah 2.200 orang yang dihadirkan dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang serta Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Unit paling besar ialah Batalion Infantri Berdiri sendiri ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. 150 pasukan simpatisan AD ada juga di Tarakan. Sumbangan AL pada garnisun Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru Kaharu. Unit laut utama ialah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan 600 orang. Unit laut ini dilatih berperang menjadi infantri serta menjalankan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang ikut diinginkan berperang saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk juga seputar 50 orang Indonesia yang berdinas di unit pengawal pusat. Mayor Tokoi mengarahkan keseluruhnya pertahanan Tarakan, walau jalinan pada AL serta AD jelek.

Angkatan Jepang dipusatkan di seputar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan serta tempat hanya satu pantai yang pas untuk pendaratan pasukan. Pembela itu sudah habiskan waktu beberapa waktu sebelum serangan yang membuat tempat bertahan serta menanam ranjau. Pertahanan yang ditata itu banyak digunakan saat pertarungan, dengan strategi Jepang yang difokuskan pada tempat bertahan pra-persiapan yang kuat. Jepang tidak lakukan kontra-serangan besar apa pun, serta umumnya pergerakan menyerang hanya terbatas pada beberapa pihak striker yang coba menyelusup garis Australia.

Memperoleh ladang minyak Tarakan ialah satu arah awal Jepang saat Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 serta menaklukkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertarungan yang berjalan saat 2 hari dimana separuh pasukan Belanda gugur. Waktu ladang minyak Tarakan sukses disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang dapat secara cepat memperbaikinya supaya bisa membuahkan lagi serta 350.000 barel di produksi setiap bulan dari pertama tahun 1944.

Menyusul penyerahan Belanda, 5.000 masyarakat Tarakan amatItu menanggung derita karena kebijakan pendudukan Jepang. Jumlahnya pasukan Jepang yang diletakkan di pulau ini menyebabkan penyunatan bahan makanan serta menjadi mengakibatkan beberapa orang Tarakan yang kurang gizi. Saat pendudukan itu, Jepang membawa seputar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang ikut memaksa seputar 300 wanita Jawa untuk kerja menjadi "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan sesudah merayu mereka dengan janji palsu memperoleh kerja menjadi juru catat ataupun membuat baju.

Makna terpenting Tarakan buat Jepang semakin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang paling akhir tinggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944, serta serangan hawa Sekutu yang hebat pada beberapa tahun itu merusak produksi minyak serta sarana penyimpanan di pulau itu.[5] Serangan ini pula membunuh beberapa ratus masyarakat sipil Indonesia.[11] Searah dengan kepentingannya yang semakin alami penurunan, garnisun Jepang di Tarakan menyusut pada awal 1945 waktu satu diantara 2 batalion infantri yang diletakkan di pulau itu (Batalion Infantri Berdiri sendiri ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli saat Pertarungan Balikpapan.

Masa Kemerdekaan 
Letak serta tempat yang strategis sudah dapat jadikan kecamatan Tarakan menjadi salah satunya sentral industri di lokasi Propinsi Kalimantan Timur sisi utara hingga pemerintah butuh untuk tingkatkan statusnya jadi Kota Administratif sama dengan Ketentuan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.

Status Kota Administratif kembali ditingkatkan jadi Kotamadya berdasar pada Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dikerjakan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus juga menandai tanggal itu menjadi Hari Menjadi Kota Tarakan.

Semenjak tahun 2012, Kota Tarakan adalah sisi dari Propinsi Kalimantan Utara, bersamaan dengan pemekaran propinsi baru itu dari Propinsi Kalimantan Timur.